Rabu, 28 November 2007

AIDS, but why??

Just read an article from Guardian about six women from Lesotho who were AIDS positive. They all have children and some passed the virus to them, some managed not to.

40 % young women have AIDS. I assumed, men as well, because women have partners.

The question that nagged me is how could the percentage that high? 40% Give or take, it means half of the people.

Why?

Using the same needdle with HIV positive might give you the virus. But, we don't use needle alot. I mean, the chance is very slim if only from needle alone.

HIV is not TB which can spread through the air.

Why don't they test themselves before married to know their status, positive or not.

But, if you are virgin, and not a drug addict who use needle, how on earth you get a virus, then?

It's really bother me.

We live in society of fearing God. I mean, Lesotho is a religious community.

So, where do we do wrong in there?

How can we let babies die because of ignorance?

Wish there are answers

the story is here

14 komentar:

Nurul Huriah Astuti mengatakan...

Seingatnya saya waktu kuliah kesehatan reproduksi, tidak sedikit perempuan baik baik di Indonesia terinfeksi HIV/AIDS, penularnya mayoritas suaminya melalui hubungan seksual. Ternyata, di balik kesetiaan istrinya, suaminya "jajan" di tempat lain, ironis ya mbak.
Sekali lagi, mungkin ini menjadi perhatian kita betapa masalah perempuan di dunia masih menjadi persoalan yang besar,
Terimakasih reviewnya mbak Imun.
BTW, sehat mbak? masih sibuk?

Jumiarti Agus mengatakan...

apa khbar ini? kok jarang online ?

maimon herawati mengatakan...

Mbak Nurul: Aduh, PR besar ya. Sudah ada yang mulai kajian ini di tanah air, Mbak?

Uni Jum: Alhamdulillah sehat. Jarang banget nggak :-))
Apa kabar Uni Jum?

"Aaada Orin!" Orin! mengatakan...

kayaknya di barat, di mana sex gak perlu nikah... lumrah aja mbak... bahkan sah2 aja tuh one night standing partners...

maimon herawati mengatakan...

Lesotho di Africa, sebenarnya. Negara Kristen yang religius.

Nurul Huriah Astuti mengatakan...

Aku udah lama ga "balik" ke kampus., :-( Tapi aku rasa ada kajiannya, apalagi sekarang kesehatan reproduksi kalo di FKMUI sudah menjadi peminatan sendiri mulai dari program S1. Di UGM bisa jadi lebih maju penelitian kesehatan reproduksinya dibandingkan UI karena di sana seingatku ada pusat penelitian kesehatan reproduksi.

maimon herawati mengatakan...

Kalau dari kalangan dakwah, ada yang mulai memikirkan masalah ini Mbak?
Kayaknya, di Indonesia masalahnya tidak akan separah Lesotho ya?

Nurul Huriah Astuti mengatakan...

Kalau di Jakarta sih setahu saya belum ada. Saya di Depok kebetulan juga bantu bantu di yayasan yang menggarap masalah kesehatan reproduksi, tapi belum menggarap masalah itu secara langsung. Tetapi dengan memberikan bekal kepada remaja, diharapkan mereka bisa punya bargaining power sejak remaja dalam masalah itu.

maimon herawati mengatakan...

Alhamdulillah.
BAlik-baliknya ya pendidikan moral lagi ya.
Jadi sadar pe-er itu banyaaak..

Mimin _nih mengatakan...

Gak banyak disebutin penyebab penyebarannya apa, tapi ada beberapa yg karena having sex un... religious nggak berarti sadar ya?

Mimin _nih mengatakan...

Gak banyak disebutin penyebab penyebarannya apa, tapi ada beberapa yg karena having sex un... religious nggak berarti sadar ya

Nurul Huriah Astuti mengatakan...

Sebenarnya bukan "sekedar" pendidikan moral, tapi bagaimana remaja memahami perkembangan reproduksinya, bagaimana terjadinya perubahan fisik mereka, bagaimana terjadinya kehamilan, bagaimana infeksi HIV/AIDS itu bisa menyebar, dsb. Dengan mereka tahu dan faham, mereka akan punya sikap dalam pergaulan saat remaja maupun nanti ketika mereka sudah menikah, mereka punya bekal tentang kesehatan reproduksi, termasuk juga bagaimana mereka bisa berperan dalam mengurangi pernyebaran virus HIV/AIDS. wallohu'alam.

maimon herawati mengatakan...

Mimin: iya. *sigh* Jadi, pekerjaan sebegai pemimpin peradaban itu berat ya?

Mbak Nurul: Semodel apa pendidikan reproduksi ini di kita Mbak? Imun, pas remaja kok ya nggak ingat kecuali belajar sendiri pas biologi. Gurunya keluar kelas, kita disuruh nyalin diari papan tulis

Nurul Huriah Astuti mengatakan...

Tidak semua sekolah punya pendidikan kesehatan reproduksi. Biasanya LSM LSM kesehatan yang punya konsentrasi di bidang kesehatan reproduksi punya program ini, termasuk LSM Mitra Bunda Di Depok, kebetulan saya bantu bantu di sana. Saat ini ada 2 kelurahan yang kita garap. Remaja yang ikut setingkat SMP dan SMA, AlhamduliLlah mereka antusias, bahkan pak Lurahnya juga, katanya itu satu satu program untuk remaja di kelurahannya, AlhamduliLlah, Model pendidikannya tidak monoton, fun learning, sambil ada games, ada alat bantu, dsb, Do'akan ya mbak Imun, semoga tambah maju dan ada yang mensupport lahir bathin,Aaamiin.